Iklan

AL-QUR'AN DAN HADITS

Redaksi
Rabu, April 16, 2025 | Rabu, April 16, 2025 WIB Last Updated 2025-04-16T14:51:04Z
Segala puji hanya milik Allah Swt. pemilik kerajaan langit dan bumi beserta isinya.

Dan shalawat serta salam senantiasa curah limpahkan kepada Nabi Muhammad Saw. karena hanya karenanyalah Allah Swt. menciptakan semua mahluq, termasuk mahluk Allah yang paling sempurna yaitu manusia. Maka patut kita senantiasa sampaikan shalawat dan salam semata-mata mengharap syafaatul uzma di yaumil masyar kelak. Dan tentunya mengharap rohmat Allah Swt.

Berkaitan dengan tema di atas Nabi Muhammad Saw. dalam haditsnya pernah menjelaskan bahwa seseorang yang berpegang teguh kepada dua perkara, yakni Al-Qur'an dan hadits, maka ia akan selamat di dunia dan akhirat. Adapun hadits yang di maksud sebagai berikut:

تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ

“Aku tinggalkan dua perkara untukmu sekalian, dan kalian tidak akan tersesat selama-lamanya, selama kalian selalu berpegang teguh kepada keduanya, yakni kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya,” (H.R. Muslim).

Maka berikut ini pengertian Al-Qur'an dan hadits beserta penjelasannya masing-masing.

A. Al-Qur'an
Pengertian Al-Qur'an dan pembahasannya
Al-Qur'an sebagaimana di definisikan ulama ushul, ulama fiqih dan ulama bahasa sebagai berikut:

كَلَامُ اللّٰهِ الْمُنَزَّلُ عَلَی نَبِيِّهِ مُحَمَّدٍ صَلَی اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَلْمَعْجِزُ اَلْمُتَعَبَّدُ بِتِلَاوَتِهِ الْمَنْقُلُ بِالتَّواتُرِ اَلْمَكْتُوْبُ فِی الْمَصَاحِفِ مِنْ اَوَّلِ سُوْرَةِ الْفَاتِحَةِ اَلَی أَخِرِ سُوْرَةِ النَّاسِ.

"Kalam Allah yang diturunkan kepada Mabi Muhammad Saw. yang lafazh-lafazhnya mengandung mukzizat, membacanya mempunyai nilai ibadah, diturunkan secara mutawatir, dan di tulis pada mushaf, mulai dari awal surat Al-Fatihah (1) sampai akhir surat An-Nas (114)."

Dari pengertian di atas dapat difahami bahwa Al-Qur'an adalah kitab suci yang memuat firman-firman Allah Swt. memiliki, merawat, dan membacanya, mendapatkan fahala yang sangat besar di sisi Allah Swt. sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw. Sebagai berikut:

وَعَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ “مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ حَسَنَةٌ وَالحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا , لاَ أَقُوْلُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيْمٌ حَرْفٌ”. رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَقَالَ حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ

Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah, maka baginya satu kebaikan. Satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif laam miim itu satu huruf, tetapi aliif itu satu huruf, laam itu satu huruf, dan miim itu satu huruf.” (HR. Tirmidzi, No. 2910. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan sahih). (HR. Tirmidzi, No. 2910. Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilaly mengatakan bahwa sanad hadits ini sahih).

Dengan demikian, Al-Qur'an Karim berbeda dengan buku-buku lain yang konteksnya berangkat dari sebuah pemikiran dan karya tulis manusia.
 
Dari surat Al-fatihah sampai surat An-Nash, keaslihannya tetap terjaga dari semenjak zaman Nabi Saw. sampai hari kiamat karena Allah sendiri mengatakan dalam QS. Al-Hijr Ayat 9. sebagai berikut:

اِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَاِنَّا لَهٗ لَحٰفِظُوْنَ

"Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya."

Oleh karena itu sepantasnya umat Islam senantiasa memperhatikan hak-hak Al-Qur'an dalam mengarungi roda kehidupan, seperti membacanya, dan menghafalnya.

Membaca Al-Qur'an dan menghafalnya sangat baik dan bernilai ibadah namun jika tidak memperhatikan hak-hak Al-Qur'an, maka berbalik melaknat pembaca dan penghafalnya.

Al-Qur’an bisa memberikan syafaat pada hari kiamat nanti sebagaimana disampaikan oleh Rasulullah Saw. bahwasanya:

اقْرَءُوا الْقُرْآنَ ؛ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ

"Bacalah Al-Qur’an karena sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat menjadi syafaat bagi sahabatnya (Al-Qur’an). (HR. Muslim).

Bahkan Imam Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menyebut hadits yang menyatakan bahwa:

ما من شفيع أفضل منزلة عند الله يوم القيامة من القرآن، لا نبي ولا ملك ولاغيره.

“Tidak ada syafaat yang lebih utama kedudukannya di sisi Allah Swt. pada hari kiamat daripada Al-Qur'an, bukan Nabi, bukan malaikat, dan bukan pula selainnya”.

Kendati bisa memberi syafaat di satu sisi, Al-Qur’an juga bisa melaknat pembacanya. Sebagaimana diungkap Sahabat Nabi Saw, Anas bin Malik yang dikutip Imam Ghazali sebagai berikut:

رب تال للقرآن والقرآن يلعنه.

"Sekian banyak pembaca Al- Qur’an namun Al-Qur’an melaknatnya."

Salah satu sebab mengapa Al-Qur’an melaknat para pembacanya ialah lantaran tidak mengamalkan isinya.

“Makanya kalau kembali ke hadits Nabi, mengatakan kadang-kadang orang penghafal Al-Qur'an, tetapi Al-Qur'an itu sendiri melaknat dia. Kenapa? Karena dia menghafal saja tetapi tidak mengamalkan isinya. Nah, jadi kita kalau sudah hafal Al-Qur'an harus diamalkan isinya.

Disamping tetap mengkaji-mengkaji isi dari Al-Qur'an juga perlu memperhatikan hak-hak Al-Qur'an yang lain seperti menyentu, membawa, dan membacanya dalam keadaan suci. Sebab, jika tidak demikian maka Al-Qur'an mengutuk para pelaku. Termasuk etika menyimpan Al-Qur'an tidak boleh di tempat yang rendah di bawah lutut atau di letakan di lantai di atas sajadah.

Praktek meletakan Al-Qur'an di atas sajadah sering penulis jumpai di masjid-masjid besar maupun kecil. Al-Qur'an ialah pedoman hidup umat Islam maka wajib di perlakukan secara husus seperti orang-orang memperlakukan kepalanya dengan baik karena kepala adalah sumber dari semua informasi. Demikian juga Al-Qur'an adalah pedoman hidup, maka harus diperlakukan secara mulia sebagaimana layaknya Kitab Suci.

Dasar Al-Qur'an tidak boleh disentu dalam keadaan hadats terdapat dalam ayat Al-Qur'an dan hadits berikut:

لاَ يَمَسُّهُ إِلاَّ المـُطَهَّرُون (الواقعة.

"Tidak ada yang menyentuhnya kecuali orang-orang yang suci." (QS Al-Waqi'ah: 

أَنْ لاَ يَمَسَّ اَلْقُرْآنَ إِلاَّ طَاهِرٌ (رواه مالك مُرْسَلًا وَابْنُ حِبَّانَ)

"Janganlah seseorang menyentuh Al-Qur'an kecuali orang yang suci." (HR Malik secara mursal dan disambungkan oleh Nasa'i, serta Ibnu Hibban)".

B. Hadits
Pengertian Hadits dan Pembahasannya
Haadits bentuk jamaknya adalah hidats, hudatsa, dan huduts. Dari segi bahasa kata hadits mempunyai beberapa arti yaitu 
1. Baru (jadid), lawan dari terdahulu (qadim).
2. Dekat (qarib), tidak lama lagi terjadi, lawan jauh (baid).
3. Warta berita (khabar), suatu yang dipercalapan dan dipindahkan dari seorang kepada orang lainnya. Hadits yang bermakna khabar ini dihubungkan dengan kata tahdits yang berarti riwayat, ikhbar, (menghabarkan).

Allah juga menggunakan kata hadits dengan arti khabar sebagaimana di sebutkan dalam firman Allah Swt. At-Thur · Ayat 34, sebagai berikut:

فَلْيَأْتُوْا بِحَدِيْثٍ مِّثْلِهٖٓ اِنْ كَانُوْا صٰدِقِيْنَۗ .

"Cobalah mereka membuat yang semisal dengannya (Al-Qur’an) jika mereka orang-orang benar."

Adapun pengertian menurut ahli hadits ialah:

أَقْوَالُهُ صَلَی اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَفْعَالُهُ وَأَحْوَالُهُ.
"Segala ucapan, segala perbuatan, dan segala keadaan atau prilaku Nabi Saw."

Yang dimaksud dengan keadaan adalah segala sesuatu yang di riwayatkan dalam kitab sejarah, seperti kelahirannya, tempatnya dan hal yang bersangkut paut dengannya. Baik sebelum di angkat sebagai seorang Rasul maupun sesudahnya.

Maka hadits dan Al-Qur'an adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Karena Al-Qur'an di turunkan untuk membenarkan kitab-kitab terdahulu.
Oleh sebab itu, sebagaimana penulis mengatakan di awal bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda:

تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ

“Aku tinggalkan dua perkara untukmu sekalian, dan kalian tidak akan tersesat selama-lamanya, selama kalian selalu berpegang teguh kepada keduanya, yakni kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya,” (H.R. Muslim).

Oleh: H. Hasan Abdul Rahman Asso
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • AL-QUR'AN DAN HADITS

Trending Now

Iklan

iklan