Detiksatu.news Tanggamus - Semangat dan kerja keras tak pernah mengkhianati hasil,itulah yang tercermin dari dua siswa Sekolah Dasar asal Kecamatan Ulubelu, Kabupaten Tanggamus.Gisel Rahayu Ningtias (SDN 1 Datarajan) dan Merlan Latif Azaki (SDN 3 Datarajan) sukses mencatatkan prestasi membanggakan sebagai peraih nilai tertinggi dalam lomba pencak silat seni tunggal IPSI, yang digelar pada 28 April 2025 lalu.
Dalam ajang yang diikuti oleh 20 peserta dari berbagai sekolah dasar se-Kecamatan Ulubelu, Gisel dan Merlan tampil mengesankan. Keduanya berhasil menuntaskan empat gerakan dasar seni tunggal—tangan kosong, toya, hingga golok—dengan ketekunan dan teknik yang memukau para juri.
Keberhasilan ini tak lepas dari peran penting para pendamping dan pelatih mereka.Bapak Sogimin serta Kepala Sekolah SDN 1 Datarajan,Bapak Suwandi dan Kepala Sekolah SDN 3 Datarajan Ibu Mainur Suisnaini, memberikan dukungan penuh dalam proses latihan dan pembinaan intensif yang telah mereka lalui.
Kini,keduanya bersiap untuk melangkah lebih jauh.Gisel dan Merlan tengah mempersiapkan diri untuk berlaga di ajang Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tingkat Kabupaten Tanggamus,yang digelar pada 19 Mei 2025.Latihan demi latihan terus mereka jalani,membuktikan bahwa usia muda bukan penghalang untuk mengejar prestasi tinggi.
Rasa haru dan bangga juga datang dari orang tua mereka.Ibu Patimah, ibunda Gisel,mengaku sangat bangga atas semangat putrinya.“Saya tidak menyangka,anak saya bisa sampai di titik ini.Saya akan terus dukung apa pun yang membuatnya semangat dan berkembang,”ujarnya.Hal serupa disampaikan oleh Ibu Wulandari,ibu dari Merlan.“Merlan memang senang bela diri sejak kecil. Kami bangga dan berharap ia bisa terus maju,”ucapnya.
Dukungan masyarakat pun mengalir deras,harapan besar tertuju pada dua jawara cilik ini untuk membawa nama harum Kecamatan Ulubelu di tingkat kabupaten,dan siapa tahu, hingga provinsi dan nasional.
Gisel dan Merlan adalah bukti nyata bahwa dengan dedikasi,bimbingan yang tepat,serta doa orang tua dan guru,prestasi bisa diraih oleh siapa saja—bahkan dari pelosok desa.
(Yans)
